Masa Pandemi Covid 19 : Kesempatan Mengadakan Evaluasi
Saat ini kebaktian di GKI KB bisa juga disasksikan secara online (melalui livestreaming Youtube). Menurut Pak Wir, apakah hal tersebut dapat membuat umat enggan untuk hadir dalam kebaktian secara langsung?
Seperti yang sudah saya sampaikan dalam jawaban sebelumnya, bahwa kebaktian secara online merupakan kebaktian dalam kedaruratan, jadi tidak ideal dan hanya untuk sementara waktu. Hemat saya, kebaktian dari persekutuan umat Kristen adalah kebaktian yang meliputi badan, jiwa, dan roh. Secara fisik berarti harus bisa dirasakan kebersamaannya dengan hadir bersama di suatu tempat dan waktu tertentu untuk memuji dan berdoa serta menyambut Firman Tuhan secara bersama. Secara jiwani, kita mengikuti kebaktian dengan semangat bersama dengan hikmat menghadapi hadirat Tuhan secara bersama sebagai umat tebusan dan milik Tuhan, Raja gereja. Semangat kejiwaan yang mau hidup memuliakan Allah dan diteruskan dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat. Secara spiritual, berarti setiap umat Kristen yang hadir dalam kebaktian bersama mengalami persekutuan spiritual dengan Allah Bapa dan sesama yang dijalin oleh semangat mengasihi.
Saya yakin bahwa jemaat yang memahami kebaktian seperti itu pasti merindukan untuk kembali bisa kebaktian bersama di gedung gereja. Namun demi menjaga kesehatan, maka pemulihannya harus bertahap dan mengikuti protokol kesehatan secara ketat. Jemaat GKI KB perlu bisa mengerti dan mematuhi peraturan bagi jemaat yang akan mengikuti kebaktian Minggu yang ditetapkan Majelis Jemaat. Hemat saya, sikap hikmat jemaat dalam kebaktian bersama adalah utama sebagai sikap hormat dan menyembah Allah. Dan inilah ciri khas dari tradisi kebaktian GKI yang perlu terus dilestarikan. Kebaktian bersama GKI bukan kumpulan orang yang mau menikmati “entertainment” atau “tontonan” yang memukau membuat orang takjub disertai suara gagap gempita.
Jadi hemat saya kebaktian melalui livestreaming adalah kedaruratan dan sangat rentan menjadi semacam tontonan, sehingga sambil menonton bisa saja dengan mudahnya melakukan kegiatan lain, bahkan menerima interupsi telepon masuk maupun interaksi lain yang membuyarkan suasana hikmat dengan memecah konsentrasi. Jemaat yang ingin dan mau mengikuti kebaktian Minggu di gedung gereja adalah mereka yang merindukan untuk mengalami dan merasakan persekutuan baik secara fisikal dan spiritual. Dalam suasana hikmat dan fokus penuh konsentrasi mengikuti alur tuntunan liturgi. Maka jemaat akan merasakan perjumpaan dan dialog, tidak hanya dengan sesama warga jemaat, melainkan juga dengan Tuhan. Kebersamaan secara fisikal dan spiritual yang dirasakan melalui sapaan dari Tuhan dengan Firman yang diberitakan, baik berita pengampunan dosa maupun pesanNya dan pengutusan serta berkatNya. Lalu yang jemaat tanggapi dengan pujian dan pengakuan iman serta doa bersama serta persembahan adalah yang melegakan hati dan mengesankan pikiran secara mendalam merasakan kenikmatan semacam inilah yang pasti dirindukan oleh warga jemaat.
(lanjut ke halaman berikut)