Masa Pandemi Covid 19 : Kesempatan Mengadakan Evaluasi

Sebagai seorang pendeta emeritus, dari pandangan Pak Wir, apa tantangan GKI KB yang utama saat ini?

Menurut hemat saya sementara kita menghadapi tantangan wabah COVID-19 ialah, kita harus segera melakukan evaluasi misi GKI KB, baik yang ke dalam maupun ke luar. Utamanya ialah kebaktian Minggu dan kegiatan diakonia sebagai akibat dari wabah COVID-19.

Sekarang kita sangat bersyukur bahwa dengan adanya kemajuan teknologi digital bisa diadakan ibadah livestreaming dan Pastoral melalui video call, walaupun tidak ideal karena tidak bisa merasakan persekutuan dua arah yang nyata. Oleh pengorbanan Yesus Kristus dan kebangkitan-Nya kita mengalami hidup baru dalam persekutuan kasih dengan TUHAN Allah dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus-Nya. Pada waktu kebaktian bersama kita merasakan persekutuan badani dan rohani/spiritual secara nyata dengan persekutuan badani jemaat bersama menerima sapaan dan Firman serta pengutusan dan berkat TUHAN Allah dan juga secara persekutuan badani jemaat bersama memuji, berdoa, mengaku iman, dan mempersembahkan syukurnya kepada TUHAN Allah dan dilaksanakan dengan sikap hikmat dengan tuntunan liturgi. Sementara dilanda wabah COVID-19, dan gedung gereja terpaksa ditutup maka alternatif terbaik ialah dengan mengadakan ibadah di rumah mengikuti livestreaming. Sebenarnya secara spiritual kita masih bisa merasakan kehadiran Roh Allah dan pesan FirmanNya serta menyampaikan doa kita. Akan tetapi pasti kehikmatannya sangat berkurang dan persekutuan badaniahnya sangat terbatas hanya bersama dengan anggota keluarga. Apalagi jikalau kita juga memperhitungkan adanya interaksi jemaat di luar jam kebaktian, apakah sapaan basa-basi, mengobrol sebentar dan jabat tangan sebagai wujud nyata persekutuan badani yang akrab.

Pertanyaan berikut ialah bagaimana nanti jikalau Pembatasan Sosial Berskala Besar dilonggarkan dan kebaktian jemaat di gedung gereja dibolehkan lagi? Saya yakin sebagian besar jemaat sudah rindu untuk kembali hadir dalam kebaktian minggu di gedung gereja. Maka urgensi buat Majelis Jemaat GKI KB untuk segera memikirkan dan membahas bagaimana strategi pengaturannya, karena pasti tidak bisa segera pulih seperti semula lagi. Harus ada tahapannya, sebab baik obat yang tepat dan vaksin COVID-19 belum ada, maka protokol kesehatan harus tetap dipatuhi. Karena dengan tubuh yang sakit kita mustahil memuliakan Allah dengan melaksanakan misi-Nya. Apakah jumlah yang mau hadir pada kebaktian Minggu harus dibatasi dengan pendaftaran dan jam kebaktian ditambah dan tempat duduk di gedung gereja dibuat berjarak. Para jemaat lansia (60 tahun ke atas) tetap ibadah di rumah dengan mengikuti media livestreaming sampai akhir tahun. Dan bagaimana dengan kebaktian peneguhan dan pemberkatan nikah dilaksanakan.

Pertanyaan berikutnya lagi ialah bagaimana dengan berbagai macam kegiatan jemaat baik di komplek gedung gereja maupun di rumah-rumah jemaat? Momentum kehadiran wabah COVID-19 ini adalah merupakan kesempatan baik untuk Majelis jemaat mengadakan evaluasi terhadap semua program kegiatan rutin GKI KB. Sebab akibat wabah COVID-19 ini cukup berat, tidak hanya mengenai persekutuan jemaat akan tetapi juga keadaan sosial ekonomi baik jemaat maupun masyarakat. Maka utamanya program diakonia GKI KB harus dipikirkan dan dibuat baru supaya benar-benar relevan, sehingga bermakna dan menyaksikan karya kasih Allah. Ada banyak yang kehilangan pekerjaan dan kemiskinan bertambah meluas, maka kepedulian kasih kita juga harus meluas ke masyarakat.

Firman Tuhan dari Roma 12:1 menyatakan: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasehatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati.” Mempersembahkan tubuh yang hidup itu tentu meliputi keberadaan dengan kemampuan kita masing-masing dan ini tidak cukup hanya diwujudkan dengan doa, nyanyian, dan persembahan syukur. Harus menjadi persembahan tubuh yang kudus, yaitu yang memuliakan Allah (Yohanes 15:8 dan 1 Korintus 6:19-20) dan yang berkenan kepada Allah. Inilah yang harus direnungkan, apa yang berkenan kepada Allah dalam situasi dan kondisi akibat wabah COVID-19 dewasa ini, dan tentunya bukan untuk kemuliaan diri sendiri ataupun GKI KB.

(lanjut ke halaman berikut)