Masa Pandemi Covid 19 : Kesempatan Mengadakan Evaluasi

Wawancara dengan Pdt. Emeritus J.H. Wirakotan

Oleh: Tim Penulis

Selayaknya organisasi, umumnya pernah menjalani masa – masa sulit/ krisis. Menurut Pak Wir apakah GKI KB pernah mengalami periode yang bisa dianggap “krisis”? Dan kapankah itu?

Seingat saya sejak melayani GKI KB dari Maret 1964, GKI KB tidak pernah mengalami krisis, namun pernah mengalami beberapa kali masa sulit. Sebaliknya GKI KB justru seringkali mengalami masa – masa yang mengharukan dan penuh syukur karena karya kasih kemurahan Tuhan Raja Gereja yang nyata. Beberapa contohnya; pada pertengahan 1965 Majelis jemaat membentuk Panitia Pembangunan Gedung Gereja untuk menyelesaikannya diatas fondasi yang sudah ada. Padahal waktu itu inflasi setinggi 600%, dan anggota jemaat belum ada 100 keluarga. Namun Panitia dapat merampungkan pembangunan gedung gereja pada natal 1966. Jikalau bukan karena campur tangan Tuhan mana mungkin bisa terjadi. Kedua, ketika Pemerintah mengharuskan bahwa semua orang Indonesia harus beragama, yaitu setelah peristiwa G30S. Maka GKI KB mengalami masa dengan begitu banyak orang yang meminta katekisasi (1968 – 1970), saya sebagai pendeta saat itu merasa kewalahan, sehingga Majelis Jemaat sepakat mencari calon pendeta kedua. Kehadiran GKI KB di wilayah Jakarta Selatan sebagai pemukiman baru dan dengan kehadiran gedung GKI KB membuat orang mantap untuk menjadi anggota GKI KB.

Adapun beberapa masalah yang menyulitkan ialah, pertama, ketika ada seorang pendeta GKI KB bermasalah dan kemudian terbuka diketahui jemaat dan Majelis jemaat sangat prihatin waktu itu. Masalah tersebut karena menyangkut seorang pemimpin jemaat, maka muncullah beberapa pendapat yang berbeda. Syukur dengan tuntunan Roh Penolong / Roh Kudus GKI KB dapat menyelesaikannya dalam jangka waktu dua tahun. Kedua, ketika ada seorang calon pendeta yang sudah cukup melayani selama beberapa tahun, ternyata terbuka bahwa dia punya beberapa masalah dengan beberapa anggota jemaat, sehingga terjadi kehebohan. Bahkan pada saat diadakan Rapat Majelis terbuka untuk menjelaskan masalahnya, terjadilah perkelahian sebentar. Syukur, bahwa melalui dialog pribadi dan penggembalaan dapat diredakan dan diselesaikan serta membatalkan pencalonannya. Jadi rupanya, masalah yang dimunculkan dari seorang pemimpin atau calon pemimpin jemaat rentan berkembang menjadi krisis kalau tidak dapat diselesaikan secara bijaksana dengan tuntunan Roh Allah sendiri.

Perlu saya tambahkan bahwa ketika terjadi krisis politik dan ekonomi bangsa Indonesia (1997 – 1998), GKI KB tidak terdampak dan tidak terpuruk secara financial. Demikian juga ketika terjadi krisis lagi pada 2008, secara financial GKI KB tetap dapat bertahan. Dari pengalaman saya melayani GKI KB, dan diteruskan sampai sekarang, GKI KB tidak pernah mengalami defisit dalam mengelola organisasi GKI KB. Itulah bukti nyata dari berkat campur tangan Tuhan Raja Gereja Kita.

(lanjut ke halaman berikut)