Mencobai Tuhan

Yesus menjawabnya, kata-Nya: “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (Lukas 4:12)

Apa yang ditawarkan iblis kepada Yesus merupakan model tawaran hidup di dunia. Juga mewakili cara hidup manusia yang instan sejak lama. Kalimat mengapa harus lama jika bisa cepat atau mengapa harus susah jika bisa mudah hampir menguasai banyak orang di setiap aspek kehidupan.

Bukan hanya menunggu tawaran, tetapi kita malah cenderung mencari dan mengejarnya, kalau-kalau dapat. Bahkan yang lebih mengerikan adalah banyak orang rela bersekutu dengan kuasa jahat, termasuk orang yang mengaku Kristen untuk memperoleh apa yang diinginkan.

Fenomena yang masih terjadi adalah di dunia pendidikan. Banyak mahasiswa yang plagiat untuk menyelesaikan tugas kuliah atau skripsinya. Masih ada orang berjuang memperoleh gelar tanpa harus mengikuti prosedur yang berlaku. Fenomena di bidang lain diwakili dengan satu kata, yaitu korupsi.

Dalam hidup pelayanan dan politik, berapa banyak yang mengatasnamakan ‘firman’ tetap berharap  yang instan, tanpa berjuang menggunakan akal budinya. Ujungnya hanya satu yaitu ‘kepentinganku’, ‘kepentingan kelompok dan golonganku’.

Tampilan mencobai Tuhan yang dekat pada diri kita, diwakili dengan semangat egosentris atau egoisme. Apa yang ditawarkan iblis pada Yesus berujung pada firman Tuhan hanya untuk menyesuaikan dan memenuhkan kehendak pribadi saja. Singkatnya serba aku, masa bodoh dengan orang lain.

Tawaran iblis kepada Yesus ini, sesungguhnya sebuah jebakan atau untuk menjebak Yesus, mencari kesalahan Yesus, menunggu Yesus membuat sebuah kesalahan. Oleh karena itu dengan keras Yesus menjawab: “Ada firman, jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”  Jawaban Yesus kali ini bergeser dari ‘ada tertulis’ ke ‘ada firman’. Sepertinya sama, tetapi ini lebih menunjukkan otoritas Tuhan atas dunia, termasuk atas iblis. Sekaligus juga otoritas Firman Tuhan atas manusia.

Yesus hendak mengingatkan kita semua, bahwa jika telah mengetahui dan mengenal firman (membaca, mendalami, memahami dan merenungkannya) maka yang terpenting adalah melakukannya, bukan menggunakannya demi kepentingan  dan pemuasan diri sendiri.

Setelah jawaban Yesus tersebut, iblis mundur dan menunggu waktu yang tepat. Jika iblis saja diijinkan untuk mencobai Yesus, bersiaplah kita diijinkan juga dicobai oleh iblis. Bersiaplah!

Waspadalah!

Mohon pertolongan Roh Kudus agar kita sanggup menghadapinya. Amin