Amazing Grace
John Newton 1725-1807
Oleh: Williams Bill Mailoa
Banyak versi kisah di balik lagu Amazing Grace. Satu hal yang menarik adalah bagaimana kisah ini begitu sarat makna. Amazing Grace menggema dari orang-orang Afrika yang mengalami diskriminasi dan ketidakadilan. Lagu ini menjadi kekuatan pengampunan yang diberikan atas kesadaran akan pengampunan Allah yang ajaib. Terlepas dari berbagai kisah yang menyentuh, syair lagu ini justru ditulis oleh seseorang yang dulunya melakukan transaksi dan distribusi para budak berkulit hitam: John Newton, sang makelar budak.
Newton kehilangan ibunya saat berusia 7 tahun. Pada usia ke-11, dia putus sekolah dan ikut berlayar bersama ayahnya, seorang kapten kapal pengangkut budak. Kehidupan di atas kapal menghantarkan Newton memiliki kapal sendiri setelah ia dewasa. Laki-laki kelahiran tahun 1725 di London ini sebenarnya dibesarkan dalam tradisi Kristen oleh sang ibu. Namun, pada usia 17 tahun, Newton berubah menjadi orang yang tidak lagi mau percaya kepada Tuhan. Dia lebih banyak menghabiskan hidupnya di lautan, aktif memperdagangkan manusia yang diambil dari Afrika untuk dijual sebagai budak. Orang-orang kulit hitam tidak dipandangnya sebagai manusia bermartabat, melainkan hanya sebagai barang dagangan yang dapat ditukar dengan sejumlah uang.
(lanjut ke halaman berikut)