Menghormati Orangtua: Ada Batasnya?

Masih ingat isi Dasa Titah? Dasa Titah atau 10 Perintah Allah adalah peraturan yang diberikan Tuhan Allah secara langsung kepada bangsa Israel. Dasa Titah adalah tolok ukur untuk menilai kesetiaan dan kualitas interaksi umat Israel dengan Allah, yang telah mengentaskan mereka dari masa perbudakan di tanah Mesir. Dasa Titah dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama berisi empat titah yang menata hubungan vertikal manusia dengan Allah. Bagian kedua berisi enam titah yang mengatur hubungan horisontal manusia dengan sesama.

Oleh: Benjamin Simatupang

Menurut Anda, dosa paling serius apakah yang dapat dilakukan seseorang terhadap sesamanya? Maksud saya, jenis perbuatan apakah yang layak dikategorikan sebagai perbuatan jahat paling utama? Apakah teror? Membunuh? Kebohongan publik? Korupsi? Politik uang? Pelecehan seksual? Atau apa? Kejahatan-kejahatan tersebut, memang amat mengerikan akibatnya. Namun apakah kejahatan-kejahatan itu pantas disebut sebagai dosa paling “serius?”

Dalam Dasa Titah, Allah bersabda bahwa relasi dengan sesama adalah yang paling pertama kali disebut,  dan yang paling menuntut perhatian kita: masalah hubungan dengan orangtua! Soal relasi seseorang dengan ayah dan ibunya!  “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Allahmu, kepadamu” (Keluaran 20:12).

*****

Bila kita mencermati bunyi titah kelima dengan saksama, kita akan menemukan keistimewaannya; misalnya soal bentuk kalimatnya. Seperti kita ketahui, Dasa Titah terkenal dengan bentuk kalimat larangan.

Maksudnya, dari titah pertama hingga kesepuluh, mengandung kata “JANGAN.” Jangan ini, jangan itu. Jangan begini, jangan begitu. Tidak boleh begini, tidak boleh begitu. Baik bagian pertama yang menyangkut hubungan dengan Allah, dan bagian kedua yang menyangkut hubungan dengan sesama manusia. Kecuali, titah keempat: ”Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat…”, dan titah kelima: “Hormatilah ayahmu dan ibumu….” Melalui dua titah tersebut, Allah memberitahukan apa yang harus kita lakukan, bukan apa yang tidak boleh kita lakukan.

Coba simak: