Lulur Kopi dan Melayani

Oleh: Lovetta Christantie

“Selama kita hidup di dunia ini, kita harus menyadari bahwa ada panggilan yang tak dapat kita hindarkan, yaitu: panggilan untuk melayani Tuhan. Panggilan ini merupakan perintah-Nya yang harus kita jalankan”

Lulur Kopi

Konon katanya, lulur kopi berkhasiat mencerahkan kulit wajah dan tubuh. Butiran kopi mampu mengangkat sel-sel kulit mati, menghilangkan komedo, flek bekas jerawat, dan bisa mengurangi garis-garis selulit. Aroma lulur kopi membangkitkan rasa nyaman, sehingga bisa berfungsi sebagai antidepresan. Lulur kopi menjadikan kulit tubuh halus, lembut, dan lembab, karena k

opi mengandung minyak alami. Merawat wajah dan tubuh menggunakan lulur kopi akan nyata dan optimal hasilnya apabila dilakukan dengan setia, disiplin, dan berkomitmen. 

Melayani Dulu

Pada masa Perjanjian Lama, melayani identik dengan pekerjaan-pekerjaan di Bait Allah, termasuk adanya jabatan dan pekerjaan Imam, seperti yang dilakukan oleh bani Lewi. Semasa Yesus hidup di dunia, Ia pun melayani bangsa Yahudi. Dia menyembuhkan penyakit, mengusir setan, memberitakan Kabar Keselamatan bahwa kerajaan surga sudah dekat. Setelah dia mati, bangkit, dan naik ke surga, murid-murid meneruskan pelayanan Yesus: menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, berkumpul memecahkan roti dan berdoa. Pelayanan yang dilakukan oleh para murid Tuhan Yesus adalah mereka mengajar, memuridkan, serta membaptis dalam nama Yesus, dan bersaksi tentang karya penebusan Yesus Kristus di kayu salib. Terbiasa dan terampil melayani Bait Allah yang hidup di dalam kita akan menjadikan kita terampil melayani sesama.

Melayani Kini

Melayani adalah wujud kesadaran akan status kita di hadapan Bapa. Selama kita hidup di dunia ini, kita harus menyadari bahwa ada panggilan yang tak dapat kita hindarkan, yaitu: panggilan untuk melayani Tuhan Yesus. Melayani Tuhan Yesus adalah perintah-Nya yang harus kita jalankan. Melayani adalah mempersembahkan kehidupan kita bagi Tuhan dan sesama. Melayani adalah mengasihi Tuhan dan sesama, sesimpel merawat dan mengasihi diri kita sendiri.

Melayani adalah juga ketika kita berbagi suka cita dengan keluarga, saudara dan sesama. Melayani adalah bekerja keras karena percaya, bahwa semua yang terbaik telah disediakan Bapa Surgawi bagi anak-anak-Nya. Melayani adalah tunduk dan taat dalam pendidikan, sabar dalam pencobaan dan pengharapan.

Siapa Yesus? Awal mengenal Yesus diibaratkan seperti masa perkenalan di awal pacaran. Ada rasa penasaran, rindu, berbunga-bunga, dan sukacita. Ada pula pertanyaan: Seperti apakah wajah-Nya? Bagaimana rumah-Nya? Seperti apa surga itu? Apa Bapa juga makan? Apa ada pizza di surga? Apa sajian favorit-Nya? Bait suci bangsa Israel banyak menggunakan warna ungu; apakah itu warna kesukaan-Nya? Seperti apa baju yang kita pakai di surga? Bagaimana raut wajah Bapa ketika membentuk Adam dengan tangan-Nya, dan meniupkan nafas hidup di hidungnya? Di sinilah proses pengenalan dan interaksi dimulai.

Kembali lagi, “Siapa Yesus?” “Yesus adalah Tuhan,” “Yesus adalah Firman yang telah menjadi manus dalah Juruselamat,” dan masih banyak lagi. Yesus berfirman: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30). Yesus Kristus telah mati menebus dosa manusia, bangkit pada hari yang ketiga, dan kita menyembah-Nya sebagai Tuhan. 2 Korintus 5:21: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Yesus menanggung dosa seluruh dunia di atas diriNya (1 Yohanes 2:2). Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: “Siapa Aku?” Simon Petrus menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” (Matius 16:16). Yesus disebut juga penasihat ajaib, perisai, menara perlindungan, batu karang yang teguh. Dia adalah sahabat, kekasih, Bapa kita yang kekal.

Siapa Yesus bagimu? Setiap individu mungkin akan memiliki jawaban berbeda, sangat personal, dan subyektif. Yesus Kristus adalah Tuhan, karena Dia bisa berarti segalanya. Bapa mau agar kita mengenal-Nya sesuai dengan cara dan kehendak-Nya. Bapa adalah Kasih, maka hidup di dalam rancangan-Nya berarti menyerahkan seluruh kendali hidup kita di dalam tangan-Nya. Dari sinilah tantangan dimulai. Kita belajar untuk percaya kepada-Nya dengan sebulat hati.

Paulus berkata, tidak ada lagi yang bisa memisahkan kita dari kasih Bapa (Roma 8: 38-39). Yesus telah memberikan teladan dan mendidik anak-anak-Nya dalam banyak hubungan: orang tua dan anak, persahabatan, dan hubungan kekasih antara suami dan istri. Yohanes 6: 28-29 menyebutkan bahwa percaya adalah pekerjaan yang dikehendaki Bapa. Pelayanan adalah buah dari percaya. Percaya karena kita memiliki sumber energi tak terbatas, yaitu: Roh Kudus yang menggerakkan kita seturut firman-Nya. Lanjut Paulus, “biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan” (Roma 12:11).

Lalu, apa hubungannya “Lulur Kopi dan Melayani?”

Pertama, menggunakan lulur kopi untuk perawatan wajah dan tubuh memerlukan kesabaran, ketekunan, dan pengorbanan. Sama seperti melayani: kita dituntut untuk menjadi sabar dalam menghadapi berbagai tantangan pun cobaan, tekun untuk bertumbuh bersama-sama dengan pihak yang kita layani, dan penuh pengorbanan. Melayani menuntut kesungguhan kita dalam mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.

Kedua, perawatan wajah dan tubuh dengan lulur kopi akan memberikan hasil yang nyata: kulit halus lembut, cerah, membuat wajah berseri-seri, tampil lebih muda, dan penuh percaya diri. Demikian pula melayani. Alangkah bahagianya bila “Kabar Keselamatan” dapat diterima semua orang di dunia ini. Tuhan telah menjanjikan bahwa upah melayani adalah mendapatkan tempat bersama-sama dengan Bapa di surga.

Melayani Tuhan berarti melayani kehidupan. Sama seperti orang tua yang mengasihi dan melayani anak-anaknya, begitu juga Yesus. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matius 20: 28). Mari, kita melayani dengan penuh suka cita, karena Dialah yang empunya Kerajaan, dan kuasa, dan kemuliaan sampai selama-lamanya.

Jadilah diberkati!