Tentang Keselamatan

Oleh: Ichwan Panggabean
Penyelaras Akhir: Nitya Laksmiwati

Pada pertemuan fasilitator dan pembekalan triwulanan Kelompok Tumbuh Bersama (KTB) kelompok kecil KTB yang ketiga, Bung Ronald Pekuwali menstimuli memori dan ‘mengajak’ kami ke masa 500 tahun silam. 500 tahun lalu Martin Luther menempelkan 95 dalil di pintu gerbang gereja Wittenberg. (baca: rubrik “Batu Penjuru”). Hal sederhana tersebut menimbulkan dampak dahsyat.

Peristiwa tersebut dikenang dengan “The Five Solas of Reformation” (5 Sola Reformasi). Kelima Sola tersebut mempunyai pengaruh mendasar terhadap tema keselamatan (Roma 1:17). Pengertian tentang keselamatan sering dikaitkan dengan istilah Ordo Salutis (urutan keselamatan), Soteriologi (Teori tentang Keselamatan), Predestinasi (Rencana Keselamatan, Kovenan (tentang Janji), dan banyak kedalaman makna yang dalam dan penting bagi pertumbuhan iman.

Keselamatan adalah sebuah tema yang memiliki sejarah panjang dan kedalaman makna. Keselamatan mampu mempengaruhi kehidupan spiritualitas seseorang dan sebuah komunitas.

Pada lokakarya organisasi gereja beberapa waktu lalu, Alberto Hanani menuturkan bahwa ia banyak berinteraksi dengan berbagai model gereja. Alberto, yang pernah menjabat sebagai Ketua Komisi Remaja dan Sekretaris Umum Komisi Pemuda di era’80-an, juga memberikan proses perkembangan jemaat yang dimulai dengan Penginjilan / Evangelism (Knowing Christ)  melalui Persekutuan / atau Fellowship (Growing in Christ)  Pemuridan atau Discipleship (Serving Christ) Pelayanan atau Ministry (Sharing Christ). Proses siklus ini akan memberdayakan jemaat untuk terus bertumbuh, melayani, dan makin mencintai Tuhan secara utuh didasari oleh Kisah Para Rasul 2: 41-42 dan seterusnya.

“Keselamatan itu diperoleh hanya berdasarkan anugrah Allah …,“ ,tegas Pendeta Janoe Widyopramono ketika menjelaskankan tentang kepada salah satu peserta retret alumni Program Pembekalan Calon Pemimpin Pemahaman AlkitabWalaupun terdengar sederhana dan singkat, hal ini juga yang menyulitkan Nikodemus sebagai pemimpin agama untuk mengertinya. Nikodemus pun perlu waktu khusus untuk melakukan percakapan malam pada kitab Injil Yohanes pasal 3. Keselamatan yang dimulai dengan kelahiran baru itu ternyata berkaitan dengan Kerajaan Allah.

Di tengah dunia yang sedang berubah, dengan arah entah ke mana, ada kebenaran yang terus berlangsung. Perhatikanlah mulai dari kebangkitan Yesus Kristus, masa Martin Luther dan John Calvin, sampai 500 tahun kemudian pasca reformasi: Kerajaan Allah tak tergoyahkan! itu Hadir di tengah-tengah sejarah umat manusia yang terus dinamis dan berubah, Kerajaan Allah memberi makna ketika seseorang yang saleh harus mengalami sakit kanker, ketika sebuah keluarga Kristen mengalami problema keluarga yang rumit, ketika pemudai Kristen menghadapi kesulitan ekonomi, remaja Kristen mengalami tekanan dan bullying dari lingkungannya, soal pornografi, LGBT, agama yang berwajah kekerasan, dan masih banyak persoalan riil lainnya. Kerajaan Allah itu memberi hikmat dan kekuatan spiritual untuk selalu melihat makna yang Allah mau mengajarkan secara unik kepada setiap pribadi yang dikasihi-Nya (Yohanes 9: 1-2).

Akhirnya, sahabat saya Arman Widya menegaskan kembali bahwa tema keselamatan penting ketika dikaitkan dengan kerjakanlah keselamatanmu itu dengan takut dan gentar. Mengapa mengerjakan keselamatan… bukan mengerjakan tugas? , (Filiipi 2:12-13). Keselamatan bukan sekedar titik awal pertumbuhan iman seseorang, keselamatan juga bukan sekedar satu titik pengalaman mistis dalam kehidupan seseorang. Keselamatan itu mengubahkan hati, dan memperbaharui pikiran, perasaan, kemauan, imajinasi dan seluruh aspek hidup seseorang dan relasi dalam masyarakat. Ketika Judas Iskariot memutuskan tidak mau taat, dan mencoba merancang keselamatan diri dan bangsa Israel melalui hikmat diri sendiri, maka ibis merasuk dalam dirinya.

Bukan soal berapa lama jadi murid dan bersama-sama Yesus, tapi menyadari siapa Yesus sesungguhnya. Kita diharapkan makin bertumbuh dalam Pokok Anggur yang Sejati dan pengenalan akan Firman Tuhan. Keselamatan itu seperti sebuah era, atmosfir, dunia, wahana dimana kita bekerja dengan kesadaran makna yang berasal dari Firman Tuhan. Kita bersyukur pada era 50 tahun yang kedua GKI Kebayoran Baru memiliki memori yang indah dari orang-orang yang sudah mendahului kita dan tetap setia tinggal di dalam Kristus ketika mengalami kesulitan, penderitaan, kesakitan, dan banyak kondisi sulit lainnya. Bersyukur juga majalah Sahabat mau mengangkat tema penting ini, supaya jemaat mau bergelut seiring pertumbuhan iman dan identitasnya sebagai umat tebusan Allah.

Kerjakan keselamatan berarti membiarkan Roh Kudus turut campur dalam keputusan – keputusan yang kita buat, berharap kepada Dia yang memberi kekuatan ketika berhadapan dengan roh – roh dunia ini, dan selalu menyadari kekuatan kuasa kebangkitan-Nya dalam seluruh realita yang dijalani. Dari Dia, oleh Dia dan untuk Dia. Selalu ada rasa kurang ketika menuliskan tema yang dalam dan limpah makna ini. Kiranya Tuhan yang setia menguatkan kita.


(Dimuat di Majalah Sahabat Vol.3 November 2017)