Buku: Berdoa Dengan Jujur

Oleh: Pnt. Daniel Bani Winni Emma

Judul             : Berdoa Dengan Jujur
Judul Asli     : Praying The Truth
Pengarang    : William A. Barry, SJ
Penerbit        : PT. Kanisius
Tebal Buku   : 176 halaman
Tahun Terbit: 2016

Seorang jemaat datang pada Pendeta dan mengungkapkan kebingungannya dalam hal berdoa. “Apa yang sepatutnya aku katakan pada Tuhan ketika berdoa?”, tanya orang itu. Bagaimana jika pertanyaan itu diajukan pada Saudara? Apa jawab Saudara? Tentu dengan cepat kita dapat menjawab, misalnya rasa syukur, ucapan terima kasih, permohonan, permintaan dan keluh kesah.

William A. Barry juga ikut serta memberi jawab pada pertanyaan serupa. Barry percaya bahwa seseorang dapat menceritakan apapun pada Tuhan. Apapun. Dalam bab-bab bukunya, Barry menyebutkan dan menjelaskan hal-hal apa saja yang dapat kita sampaikan pada Tuhan. Di antaranya mungkin asing, tak pernah terpikirkan, bahkan mengusik anda.

  1. Bercerita kepada Tuhan tentang ketertarikanmu
  2. Bercerita kepada Tuhan tentang ketakutanmu
  3. Bercerita kepada Tuhan tentang keberhasilanmu
  4. Bercerita kepada Tuhan tentang kesedihanmu
  5. Bercerita kepada Tuhan tentang kepicikanmu
  6. Bercerita kepada Tuhan tentang kemarahanmu
  7. Bercerita kepada Tuhan tentang seksualitasmu
  8. Bercerita kepada Tuhan tentang dosa-dosamu
  1. Mengungkapkan ketidaksetujuan dengan Allah

Dari bab-bab itu, Barry dengan menarik memainkan kata berdoa dengan bercerita. Permainan kata itu bukan tanpa dasar, bahkan dapat dikatakan sangat teologis. Ia menganggap Tuhan sebagai sahabatnya. Hal ini sejalan dengan sikap Yesus yang “tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yoh. 15:15) Sudah seharusnya undangan Yesus untuk menjadikan kita sahabat-Nya, kita sambut gembira dengan menganggap Dia sebagai sahabat kita.

Barry yakin bahwa dalam relasi persahabatan dengan Allah, kejujuran adalah modal utama. Kejujuran itu Barry tunjukkan dengan keberanian untuk masuk dalam hal-hal yang bagi budaya tertentu terasa tabu misalnya pada bab bercerita pada Tuhan tentang seksualitasmu. Juga hal-hal yang tidak biasa disampaikan misalnya pada bab mengungkapkan ketidaksetujuan dengan Allah karena terkesan tidak menghormati-Nya. Tetapi justru dalam hal-hal semacam itulah keintiman dengan Allah terlihat jelas.

Nyanyian-nyanyian pemazmur yang terkumpul dalam kitab Mazmur adalah sumber inspirasi William A. Barry. Dengan cermat Barry menunjukkan bagaimana pemazmur menceritakan apapun pada Tuhan dan dengan demikian memperlihatkan relasi yang akrab dan mendalam.

Lewat tulisannya, Barry hendak membawa pembaca masuk ke dalam kehidupan yang intim dengan Tuhan. Sekaligus, ia hendak menegaskan bahwa keintiman itu takkan tercapai tanpa adanya kejujuran. Sebagaimana keintiman sepasang suami-istri atau keakraban antar sahabat takkan tercapai tanpa kejujuran. Demikian pula tak ada kedalaman relasi persahabatan antara manusia dengan Tuhan tanpa kejujuran. Bermodalkan keterbukaan dan kejujuran itulah kita datang pada Tuhan dalam doa.

(Dimuat di Majalah Sahabat Vol.2 Mei 2017)